Kasus
Pertama Dilematis Etika Dalam Bidang Akademik
Seandainya anda adalah orang yang sangat
anti memberi contekan kepada teman, tapi sewaktu ulangan ada teman baik anda
atau bisa dibilang sahabat anda minta diberi contekan. Jika anda tidak memberi
contekan anda tidak enakan karena dia sangat sering membantu anda ketika
kesulitan. Dan teman anda akan mengatakan anda pelit dan egois. Apa yang akan
anda lakukan menghadapi situasi seperti ini ?? memberinya contekan atau tidak
memberinya contekan.
Kondisi ini cukup sulit buat saya
melakukan sebuah keputusan. Karena disatu sisi, yang meminta contekan adalah
sahabat yang selalu membantu saya dalam kesulitan, tapi disisi lain saya adalah
orang yang anti memberikan contekan kepada teman. Jika ada sahabat saya meminta
contekan, Sikap/tindakan yang akan saya lakukan adalah dengan terpaksa
memberinya contekan, tapi hanya sekali saja saya memberinya contekan. Tapi
ketika ulangan selanjutnya saya tidak akan memberi ia contekan lagi. Terserah
apa yang akan ia katakan kepada saya, saya tidak akan memperdulikannya. Karena
menurut saya memberi contekan itu adalah perbuatan yang tidak baik, itu sama
saja membodohi teman. Bukan karena saya pelit atau egois tidak mau memberikan
contekan kepada teman. Tapi karena saya mempunyai alasan yang cukup logis. Dan
saya akan menasehati ia agar tidak mencontek lagi. Belajar sebelum ulang itu
lebih baik. Saya akan memotivasi ia agar selalu belajar, saya akan belajar
bersama teman saya itu.
Ketika anda berada di dalam kelas,
dan saat itu anda sedang serius
memperhatikan dosen yang sedang mengajar, teman anda ribut sendiri dibelakang
padahal mata kuliah yang diajari dosen saat itu sangat penting. Disini anda
merasa dilema,knp ? disatu sisi anda ingin menegur teman anda agar tidak ribut
dibelakang tapi merasa tidak enak hati karena takut dibilang sok rajin dan
egois, disisi lain jika anda tidak menegur teman anda itu, maka anda sendiri
menjadi tidak konsentrasi memperhatikan dosen yang sedang mengajar dan itu akan
merugikan anda. Sikap/tindakan apa yang akan anda lakukan menghadapi kondisi
seperti itu ??
Sikap/tindakan yang akan saya lakukan
adalah menegur teman saya itu agar tidak melakukan keributan sendiri dengan
cara yang ramah dan sopan, memberikan penjelasan bahwasanya jika kita ribut
sendiri itu bisa mengganggu orang lain, selain itu juga jika kita ribut sendiri
dan tidak memperhatikan dosen maka kita
akan rugi. Salah satunya rugi waktu, kita sudah capek-capek datang kuliah tapi
saat di kelas kita tidak memperhatikan dosen yang sedang mengajar, otomatis kita
tidak mendapatkan ilmu apapun.
Kasus
Pertama Dilematis Etika Dalam Bidang Bisnis
Seandainya anda adalah seorang pemilik
warung (warung padang misalnya) yang menjual berbagai macam makanan yang
menggunakan cabe. Saat itu sedang terjadi krisis cabe, dimana harga cabe pada
saat itu sedang mengalami kenaikan harga. Sebelumnya anda sudah mempunyai
pelanggan tetap. Anda merasa dilema saat itu juga. Disini anda mempunyai dua
pilihan yaitu menaikkan harga makanan atau tidak menaikkan harga makanan sama
sekali. Sikap/tindakan apa yang akan anda lakukan ??
Dalam kondisi seperti ini saya sangat
sulit mengambil sebuah keputusan, dimana jika saya menaikkan harga makan
diwarung saya, makan pelanggan tetap saya akan mengeluh harganya dinaikkan dan
mereka tidak akan membeli makanan diwarung saya lagi. Tapi sebaliknya jika saya
tidak menaikkan harga makanannya, maka saya akan mengalami kerugian bukan
keuntungan. Jadi menghadapi situasi dan kondisi seperti ini, sikap/tindakan
yang akan saya lakukan adalah tidak menaikkan harga makanan, saya mempunyai
solusi lain agar walaupun saya tidak menaikakan harga makanan, saya tidak
mengalami kerugian. Solusi itu adalah mengurangi jumlah cabe pada makanan
tersebut. Dengan begitu saya untuk dan pelanggan saya senang.
Seandainya anda seorang pemilik
usaha bengkel. Usaha bengkel anda sudah
terbilang sukses. Dan anda membuka suatu cabang usaha bengkel lagi disuatu
perumahan yang memang tempatnya strategis. Tapi disisi lain anda merasa dilema
karena beberapa warga yang tinggal
berdekatan dengan bengkel tersebut merasa terganggu dengan suara keras mesin
bengkel itu. Sikap/tindakan apa yang akan anda lakukan ???
Sikap atau tindakan yang akan saya
lakukan adalah yang pertama saya akan melakukan musyawarah dengan warganya,
membicarakannya dengan cara yang bijak. Jika cara pertama masih belum mempunyai
titik temunya, maka saya mempunyai cara kedua yaitu dengan menggunakan surat
ijin usaha, dimana dengan memperlihatkan surat izin itu otomatis saya mempunyai
hak untuk melakukan usaha di tempat itu. Karena saya dilindungi oleh hukum jadi
tidak ada seorangpun yang bisa menghalangi saya melakukan usaha ditempat
tersebut.
Mahasiswa Ideal
Mahasiswa
ideal adalah mahasiswa yang mempunyai kriteria unik. Seperti berpenampilan
rapi, sopan dalam bertutur kata, kritis dalam menanggapi situasi baik di
lingkungan kampus maupun di lingkungan masyarakat dimana ia sedang berada,
mampu membawa setiap aspirasi masyarakat yang dianggap lebih penting, mempunyai
otak yang cerdas, bertanggung jawab, disiplin, rajin dan terampil dalam
menganalisa suatu masalah yang sedang terjadi ataupun masalah yang akan
dihadapinya nanti.
Pernyataan yang dikemukakan di atas
itu memang benar tapi di sisi lain, ada juga yang memberikan pernyataan tentang
mahasiswa ideal versi lain yaitu dari masyarakat itu sendiri yang membuat saya
bingung. Masyarakat itu berpendapat bahwa yang dinamakan mahasiswa ideal itu ada
beberapa tipe yaitu :
1. Pasti
suka mengkritik pemerintah,
2. Berorganisasi
dimana-mana,
3. Suka
melakukan hal-hal sosial kepada masyarakat,
4. Suka
memperjuangkan hak-hak rakyat, dan lain sebagainya.
Lalu
mereka selalu mengatakan bahwasanya mahasiswa seperti ini, tidaklah cocok
disebut sebagai mahasiswa ideal :
1. Selalu
say “what ever” pada pemerintah, selagi keputusan pemerintah tidak menggangu
hidupnya,
2. Tidak
terlalu suka berorganisasi, hanya mengikuti organisasi yang banyak memberikan
manfaat padanya
Dari
pernyataan diatas tidak semuanya benar. Tentu saja tidak semua orang setuju
bahwa mahasiswa ideal itu adalah seperti tipe pertama dan tipe kedua. Knp ?
coba perhatikan beberapa contoh studi kasus dibawah ini, yang mungkin akan
sedikit menguak sebenarnya “Mahasiswa Ideal” itu seperti apa ;
Ada
dua orang mahasiswa, yang satu adalah mahasiswa dengan tipe pertama yang suka berorganissasi dimana-mana dan tipe
kedua yaitu mahasiswa yang suka mengkritk Pemerintah.
Kasus
1 :
Dengan
alasan ingin menambah wawasan berorganisasi mahasiswa dengan tipe pertama tadi
bergabung dengan banyak organisasi internal mapun eksternal kampus, hal ini
membuat ia menjadi mahasiswa yang super sibuk, bahkan ia menjadi mahasiswa
dengan sebutan “KuRa-KuRa” yaitu Kuliah Rapat-Kuliah Kulia-Rapat, sehingga
membuat kuliahnya berantakan dan tidak bisa lulus tepat waktu. Meskin ia
terbilang “lihai” dalam berorganisasi, akan tetapi ia justru terbilang “kacau”
dalam bidang yang ia tempuh. Kacaunya lagi, karena kecerobohannya sembarangan
bergabung dengan organisasi, ia malah tercemplung ke dalam organisasi yang
terbilang “sesat”, dimana ujung-ujungnya ia harus memiliki banyak masalah
dengan banyak pihak karena hal itu.
Sedangkan
mahasiswa dengan tipe kedua, karena sangat selektif dalam berorganisasi, ia
memilih waktu yang banyak untuk kegiatan akademik kampus, sehingga ia bisa
menyelesaikan studinya dengan tepat waktu dan mendapat predikat “memuaskan”.
Karena ia selektif memilih organisasi, ia hanya bergabung dengan organisasi
yang berkaitan dengan bidangnya, sehingga selain mendapat kecakapan dalam
berorganisasi, kemampuan dalam bidangnya pun juga terasah dengan baik disana.
Kasus 2 :
Ketika
terjadi berita “Anggota Dewan Korupsi”, Mahasiswa tipe pertama langsung
bergabung dengan “jenisnya” untuk melakukan demonstrasi besar-besaran agar
anggota dewan tersebut dipecat, dan dihukum seberat-beratnya. Akan tetapi
ketika kita melihat dalam kehidupan keseharian mahasiswa tersebut hanyalah
diisi dengan “demo’’, “protes”, pengkritikan pemerintah dsb, sehingga kuliahnya
menjadi molor. Selain itu juga banyak membuang uang yang diperoleh dari orang tuanya
(yang seharusnya untuk kuliah) untuk membiayai demonstrasi tadi. Coba kita
renungkan apakah yang dilakukannya bukan sebuah tindakan korupsi ??? Perbedaanya
adalah anggota dewan tersebut melakukan korupsi ke “ibu pertiwi” sedangkan
mahasiswa itu melakukan korupsi ke “Ibunya sendiri”. Kalau menurut saya itu
sama saja, bahkan kelihatannya lebih berdosa korupsi kepada “Ibu kita”.
Sedangkan
Mahasiswa tipe ke dua berpendapat bahwa tidak usah demo pun, koruptor itu pasti
mendapat balasan yang sesuai, karena satu hal yang ia ketahui bahwa Allah tidak
pernah tidur. Ia hanya ingin kuliahnya cepat selesai agar dengan segera bisa
bekerja dan meringankan beban orangtuanya atau bahkan membalas kebaikan
orantuanya yang selama ini sudah merawat, membesarkan dan menyekolahkannya
dengan susah payah. Nah bukankah memang ridho ibu, itu ridho allah ??? dan bukankah
surga ditelapak kaki ibu.
Kembali
ke ideal atau sempurna. Pada seorang mahasiswa, ia akan dikatakan mahasiswa
mendekati ideal, bila :
- Mengenali
sejarah bangsa hingga dirinya sendiri.
- Jujur
dalam menilai diri sendiri, dan berlaku jujur pada yang lain.
- Berjiwa
sosial, atau anti individualistik.
- Beretos
kerja yang tinggi (kerja ‘keras & cerdas’)
- Berakhlak
terpuji.
0 komentar:
Posting Komentar