Click Here For Free Blog Templates!!!
Blogaholic Designs

Pages

Selasa, 31 Desember 2013

Catatan Akhir Tahun



“Bila memang kamu ingin mengetahui seberapa cepat waktu berlalu, cobalah untuk memperhatikan  jarum detik jam tangan. Seperti itulah cepatnya waktu berjalan..”
Gelap malam memang masih menggelayuti pagi, namun dering alarm membangunkanku dari tidur lelapku. Tak terasa memang satu tahun hampir berakhir, tahun 2013 akan segera berganti menjadi 2014. Mungkin memang seperti itulah waktu, akan terasa lama bagi yang rela untuk menunggu namun akan terasa cepat bagi yang tidak memperhatikan. Lalu, mari sejenak kita flash back ke belakang. Sudah berapa banyak hal bermanfaat kita lakukan? Apa saja prestasi yang sudah kita hasilkan? Berapa banyak orang yang telah kita buat tersenyum bahagia?. Mungkin itu baru sebagian kecil pertanyaan yang dijawab sendiri. Namun tak baik juga bila terlalu terpaku dengan masa lalu. Bolehlah jika hanya sesekali menjenguk masalalu tuk sekedar mengambil hikmah, tapi jangan keterusan untuk menginap disana. Masih banyak tempat yang harus kita singgahi, masih banyak jejak yang harus kita buat tuk sampai pada tujuan. Harus tetap “move on” karena memang jika kita terlalu lama terpaku dengan masa lalu, kapan kita akan berusaha untuk maju? Biarlah apa yang telah  terjadi untuk sekedar lewat, namun jika memang bisa cobalah untuk mengambil manfaat. Cobalah untuk mengambil pelajaran dari setiap kejadian. Bukankah akan selalu ada hikmah di balik setiap kisah?

Jumat, 27 Desember 2013

Apa kabar CINTA ?



Apa kabar CINTA?
Masih ingat aku ?
Aku yang dulu pernah kecewa karnamu
Aku ingin sedikit bercerita..
Hari ini aku benar-benar lelah..
Hari ini sangat berat..
Hari ini mengecewakan..
Bahkan aku marah..
Aku marah bukan padamu..
Aku marah pada diriku..
Hari ini aku menangis..
Ini lebih sedih dari apa sudah aku lalui selama ini..
Sesak..
itu yang aku rasakan saat ini..
Aku sulit bernafas..
Yaa sudah ku coba untuk sedikit..
Sedikit memberi celah..
Celah untuk bernafas..
Tapi sulit..
Aku harus bagaimana CINTA?
Ini sangat sulit..
Aku lelah..
Beginilah aku CINTA..
Aku hanya bisa menulis..
Menulis dan menangis..
Hanya itu yang bisa kulakukan..
Kamis, 19 Desember 2013

Pengangguran di Indonesia



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sejak krisis ekonomi perekonomian Indonesia pada pertengahan 1997 membuat kondisi ketenagakerjaan Indonesia ikut memburuk. Akibatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tidak pernah mencapai 7-8 persen. Padahal, masalah pengangguran erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Setiap pertumbuhan ekonomi satu persen, tenaga kerja yang terserap bisa mencapai 400 ribu orang. Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 3-4 persen, tentunya hanya akan menyerap 1,6 juta tenaga kerja, sementara pencari kerja mencapai rata-rata 2,5 juta pertahun. Sehingga, setiap tahun pasti ada sisa pencari kerja yang tidak memperoleh pekerjaan dan menimbulkan jumlah pengangguran.di.Indonesia.bertambah.
Pada 1997, jumlah penganggur terbuka mencapai 4,18 juta. Selanjutnya, pada 1999 (6,03 juta), 2000 (5,81 juta), 2001 (8,005 juta), 2002 (9,13 juta) dan 2003 (11,35 juta). Sementara itu, data pekerja dan pengangguran menunjukkan, pada 2001: usia kerja (144,033 juta), angkatan kerja (98,812 juta), penduduk yang kerja (90,807 juta), penganggur terbuka (8,005 juta), setengah penganggur terpaksa (6,010 juta), setengah penganggur sukarela (24,422 juta); pada 2002: usia kerja (148,730 juta), angkatan kerja (100,779 juta), penduduk yang kerja (91,647 juta), penganggur terbuka (9,132 juta), setengah penganggur terpaksa (28,869 juta), setengah penganggur sukarela tidak diketahui jumlah pastinya. Hingga tahun 2002 saja telah banyak pengangguran, apalagi di tahun 2003 hingga 2007 pasti jumlah penggangguran semakin bertambah dan mengakibatkan kacaunya stabilitas perkembangan ekonomi Indonesia.
Pada 2002: usia kerja (148,730 juta), angkatan kerja (100,779 juta), penduduk yang kerja (91,647 juta), penganggur terbuka (9,132 juta), setengah penganggur terpaksa (28,869 juta), setengah penganggur sukarela tidak diketahui jumlah pastinya. Hingga tahun 2002 saja telah banyak pengangguran, apalagi di tahun 2003 hingga 2007 pasti jumlah penggangguran semakin bertambah dan mengakibatkan kacaunya stabilitas perkembangan ekonomi Indonesia.
1.2  Rumusan Masalah
Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian definisi pengangguran
2.      Apa yang menjadi masalah pengangguran di indonesia
3.      Bagaimana keadaan pengangguran di Indonesia
4.      Bagaimana keadaan angkatan kerja dan kesempatan kerja
5.      Pengangguran mengakibatkan kemiskinan
6.      Sajian data pengangguran di indonesia 
1.3  Tujuan Penulisan
Tujuan penulis membuat makalah yang berjudul ”Masalah Pengangguran di Indonesia” adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahu Definisi Pengangguran
2.      Mengetahui apa yang menjadi masalah pengangguran di Indonesia.
3.      Mengetahui keadaan pengangguran d Indonesia
4.      Mengetahui keadaan angkatan kerja dan kesempatan kerja
5.      Mengetahui akibat yang ditimbulkan dari pengangguran.
6.      Merealisasikan Industri untuk menyerap tenaga kerja dan mengurangi
7.      Mengetahui data – data tentang pengangguran.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembahasan
Definisi pengangguran secara umum yaitu seseorang pada usia angkatan kerja yang tidak bekerja, baik dalam arti mendapatkan upah atau bekerja mandiri, kemudian mencari pekerjaan, dalam arti mempunyai kegiatan aktif dalam mencari kerja tersebut. Selain definisi di atas masih banyak istilah arti definisi pengangguran diantaranya:
Definisi pengangguran menurut Sadono Sukirno, pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya
Definisi pengangguran menurut Payman J. Simanjuntak, pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan.
Pengangguran adalah orang yang tidak mampu mendapatkan pekerjaan yang menghasilkan uang meskipun dapat dan mampu melakukan kerja, definisi pengangguran menurut Menakertrans
-          Masalah Pengangguran di Indonesia
Pengangguran di Indonesia menjadi suatu masalah. Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah- masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan ditandai dengan jumlah penganggur yang besar, pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata. Kondisi pengangguran yang tinggi menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal; dan dapat menghambat pembangunan dalam jangka panjang.
Pembangunan bangsa Indonesia kedepan sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusia Indonesia yang sehat fisik dan mental serta mempunyai ketrampilan dan keahlian kerja, sehingga mampu membangun keluarga yang bersangkutan untuk mempunyai pekerjaan dan penghasilan yang tetap dan layak, sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup, kesehatan dan pendidikan anggota keluarganya.
Kebijakan Pemerintah Pusat dengan kebijakan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota harus merupakan satu kesatuan yang saling mendukung untuk penciptaan dan perluasan kesempatan kerja sehingga meminimalisis jumlah angka penggangguran. Gerakan Nasional Penanggulangan Pengangguran (GNPP), mengingat 70 persen penganggur didominasi oleh kaum muda.
-          Keadaan Pengangguran di Indonesia
Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja, kurang efektifnya informasi juga disebabkan pengetahuan yang kuarang sehingga informasi tidak dapat diterima secara efektif.Adanya penggangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja oleh perusahaan.
Menurut data BPS angka pengangguran pada tahun 2002, sebesar 9,13 juta penganggur terbuka, sekitar 450 ribu diantaranya adalah yang berpendidikan tinggi. Bila dilihat dari usia penganggur sebagian besar (5.78 juta) adalah pada usia muda (15-24 tahun). Selain itu terdapat sebanyak 2,7 juta penganggur merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan (hopeless). Situasi seperti ini akan sangat berbahaya dan mengancam stabilitas nasional. Masalah lainnya adalah jumlah setengah penganggur yaitu yang bekerja kurang dari jam kerja normal 35 jam per minggu, pada tahun 2002 berjumlah 28,87 juta orang. Sebagian dari mereka ini adalah yang bekerja pada jabatan yang lebih rendah dari tingkat pendidikan, upah rendah, yang mengakibatkan produktivita.
Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2E LIPI) memprediksi bahwa jumlahpengangguran tahun ini akan meningkat menjadi 11,833 juta orang. Angka tersebut belum termasuk eks tenagakerja Indonesia (TKI) yang kembali ke Tanah Air dari Malaysia dan pengangguran akibat bencana tsunami di Aceh.
"Angka ini berbeda dengan yang dikeluarkan pemerintah yang menyatakan pengangguran pada 2005 sekitar 9,9juta orang," kata Koordinator P2E LIPI, Wijaya Adi, kepada wartawan di Jakarta kemarin.Menurut Wijaya, tingginya angka pengangguran terkait dengan fenomena yang muncul pada masa krisis, yaitupertumbuhan ekonomi ditopang oleh pertumbuhan konsumsi. Padahal konsumsi tidak memberikan pengaruh kepada penyerapan tenaga kerja. Bila sebelum krisis kenaikan pertumbuhan ekonomi 1 persen mampu menyerap 400 ribu tenaga kerja, sekarang hanya menyerap 250 ribu tenaga kerja.
Padahal dalam setahun, menurut dia, tambahan angkatan kerja mencapai 2,5 juta orang atau 12,5 juta orang selama lima tahun. Dengan target pertumbuhan ekonomi 2005 sebesar 5,5 persen, tenaga kerja yang dapat diserap hanya 1,375 juta orang. "Tambahan pengangguran pada 2005 akan berkisar pada angka 1,125 juta orang," ujarnya. "Ditambah stok penganggur pada tahun-tahun sebelumnya, diperkirakan jumlah penganggur pada 2005 akan berkisar 11,833 juta orang."
Penelitian LIPI tersebut belum memperhitungkan pengangguran pascatsunami di Aceh. Akibat bencana ini, boleh jadi angka pengangguran di Indonesia akan lebih besar. Sebab, menurut Organisasi Buruh Internasional (ILO), ada 600 ribu pengangguran pascabencana tersebut. ILO memperkirakan, tingkat pengangguran di provinsi-provinsi yang terkena dampak bencana diperkirakan 30 persen atau lebih, meningkat drastis dari tingkat 6,8 persen di provinsi-provinsi tersebut sebelum tertimpa bencana (Koran Tempo, 24/1). Wijaya membenarkan bila memperhitungkan eks TKI dan pascatsunami, angka pengangguran bisa lebih besar lagi. "Perkiraan saya ada tambahan pengangguran sekitar 500 ribu orang," tuturnya.

-          Keadaan Angkatan Kerja dan Keadaan Kesempatan Kerja
Masalah pengangguran dipengaruhi oleh besarnya angkatan kerja yang jumlahnya lebih besar dari jumlah lahan pekerjaan. Angkatan kerja di Indonesia pada tahun 2002 sebesar 100,8 juta orang. Mereka ini didominasi oleh angkatan kerja usia sekolah (15-24 tahun) sebanyak 20,7 juta. Pada sisi lain, 45,33 juta orang hanya berpendidikan SD kebawah, ini berarti bahwa angkatan kerja.di.Indonesia.kualitasnya.masih.rendah.
Pendidikan yang kurang mengakibatkan banyak yang tidak bersekolah atau mereka yang bersekolah menjadi putus sekolah, sehingga menimbulkan angkatan kerja yang muda (usia sekolah).  Oleh karena itu banyak tena kerja Indonesia yang berkualitas rendah (SD, SLTP) menyebabkan kesempatan kerja di Indonesia mempunyai persyaratan kerja yang rendah dan memberikan imbalan yang kurang layak. Implikasinya adalah produktivitas tenaga kerja rendah.
-          Pengangguran Mengakibatkan Kemiskinan
Kemiskinan semakin lengkap dengan terjadinya berbagai musibah alam dan bencana buatan: gempa bumi, tsunami, dll. Kantung-kantung kemiskinan di negeri ini semakin hari semakin menyebar
Lepas dari perdebatan indikator yang digunakan, data kemiskinan di negeri ini terus menunjukkan trend memburuk. Jumlah orang miskin di Indonesia mencapai 17 persen dari populasi penduduk yang kini telah mencapai angka 220 juta jiwa. Menurut data resmi Susenas (BPS, 2006), jumlah penduduk miskin meningkat dari 35,10 juta jiwa (15,97 persen) menjadi 29,05 juta jiwa (17,75 persen). Sementara jumlah penganggur menurut data Sakernas (BPS, 2006) juga terus meningkat dari 10,9 juta jiwa (10,3 persen) pada Februari 2005 menjadi 11,1 juta jiwa (10,4 persen) pada Februari 2006.
Meski pemerintahan terus berganti, kemiskinan tetap saja menjadi masalah yang terus mendera rakyat. Data tahun 2006 menunjukkan bahwa hanya 23 persen anggaran pembangunan pemerintah yang tergunakan. Akibatnya, dana pembangunan yang berjumlah lebih dari Rp 50 triliun parkir di Bank Indonesia. Sementara di bank pembangunan daerah (pengelola dana pemerintah daerah), lebih dari Rp 40 triliun juga parkir dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Dana “menganggur” ini semestinya bisa digunakan untuk membantu percepatan pertumbuhan sektor riil agar mampu menyerap tenaga kerja dan mengentaskan kemiskinan. Damna yang seharusnya untuk bantuan pengembangan mrakyat guna pengentasan kemiskinan disinyalir digunakan pejabat-pejabat bangsa.
Walaupun  pemerintah Indonesia melakukan peminjamanguna mengatasi masalah kemiskinan tetap saja tidak berdampak secara signifikan. Padahal, kucuran dana yang datang dari World Bank, IMF, ADB, CGI, dan donor bilateral (baik dalam bentuk hibah maupun utang) yang mengatasnamakan penanggulangan kemiskinan mencapi angka puluhan milyar dolar. Di sini, komitmen melawan kemiskinan menjadi patut dipertanyakan.  

Kesimpulan 
Penganggran yaitu seseorang pada usia angkatan kerja yang tidak bekerja, baik dalam arti mendapatkan upah atau bekerja mandiri, kemudian mencari pekerjaan, dalam arti mempunyai kegiatan aktif dalam mencari kerja tersebut. Penyebab banyaknya pengangguran diantaranya karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Kurannya informasi dikarenakan kurangnya pengetahuan akibat putus sekolah bahkan tidak sekolah dan parahnya lagi karena buta huruf. Masalah pengangguran di Indonesia akan mempengaruhi bidang/sector lainnya seperti sektor ekonomi karena banyaknya pengengguran mengekibatkan daya konsumsinya yang minimum sehingga dalam siklus ekonomi terjadi ketimpangan karena daya beli yang rendah. Karena angkatan kerja kebanyakan juga terdiri dari angkatan kerja yang kualitasnya kurang memenuhi standar sehingga susahnya dalam memenuhi syarat yang harus dipenuhi dan mengakibatkan kesempatan atau peluang kerja menjadi kecil. Pengangguran yang ada menjadikan masalah baru yaitu angka kemiskinan yang semakin meningkat karena banyaknnya pengangguran. Ketidakpunyaan biaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya menyebabkan pengangguran menjadi tambahan beban kemiskinan.