AWALNYA KUPIKIR INI TENTANG MEMILIH. Karena mereka, insya
Allah, adalah ikhwan-ikhwan yang shalih. Aku mengamati perubahan mereka dan,
subhanallah, mereka telah menjadi muslim yang lebih baik dari sebelumnya. Dan
aku mencintai mereka karena Allah..
Seorang dari mereka menaruh harapannya padaku. Ia ingin aku
menjadi calon penghuni surga bersamanya.. Hhh, akhirnya kata-kata indah yang
selalu kutunggu itu terdengar juga.. dari sahabatku. Sahabat terbaikku, yang
sangat mengerti diriku dan akupun memahami dirinya. Dia seorang ikhwan yang
baik, yang membuatku sempat berfikir bila suatu hari dia melamarku maka aku tak
akan punya alasan apapun untuk menolaknya. Karena begitu baiknya dia..
Namun pemikiran itu berubah saat seorang ikhwan yang lain
datang ke dalam kehidupanku. Dialah yang mengirimkan pesan-pesan singkat dan
panggilan-panggilan tak terjawab. Seseorang yang tak pernah terlintas di
benakku sedikitpun, namun akhirnya mengisi ruang khusus di hatiku..
Ia tak pernah memberi keputusan ataupun sebuah janji. Namun
setiap kata darinya menyiratkan bahwa ia cenderung padaku. Wallahu'alam.
Dia seorang yang sopan, yang sangat menghormatiku. Kebaikan
akhlak serta keelokan parasnya membuatku berfikir bukanlah wanita seperti aku
yang pantas baginya. Dia bagaikan seorang pangeran. Sikapnya yang sulit kutebak
sungguh membuatku merasa bahwa aku hanyalah teman biasa baginya..
Aku menjalin persahabatan dengan keduanya, tanpa sepengetahuan
masing-masing dari mereka. Karena mereka pun bersahabat dekat..
Banyak ilmu yang kudapat dari mereka. Merekalah tempat aku
bertanya dan meminta nasehat, begitu pula aku bagi mereka..
Menurutku persahabatan ini biasa saja, tidak melewati batas
norma. Semuanya tentang dakwah. Namun aku merasa hubungan ini tidak bersih.
Karena tidak ada persahabatan yang tidak melibatkan hati. Dan aku telah
menzhalimi diriku sendiri..
Aku ingin melepaskan diri dari mereka agar aku bisa berpikir
jernih dan hatiku menjadi bersih. Aku berpikir bahwa aku harus memilih salah
satu dari mereka. Namun aku hanya menipu diriku sendiri..
Setelah shalat istikharah kudirikan dengan doa agar Allah
memberiku jalan yang terbaik, kupikir aku telah mendapatkan jawabannya. Karena
setiap hal yang aku lakukan selalu tertuju padanya, sang pangeran..
Sungguh aku telah memperdaya akalku dan hatiku telah lalai
menempatkanNya.
Bukan salah mereka yang memiliki perasaan terhadapku. Karena rasa
suka dan cinta itu memang telah tumbuh sendirinya. Dan akupun tak berhak
menyalahkan mereka karena perasaan itu.
Subhanallah, bagaimana aku tidak semakin mencintai mereka. Dan
jelaslah, bahwa mereka berhak mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dariku.
Tapi masih ada hal lain yang masih mengganjal dalam hatiku
yang paling dalam. Akupun tak tahu itu. Dan aku memutuskan untuk mengakhiri
semuanya.
Dan ke sanalah pula aku akan menuju..
Kembali pada Allah, yang akan selalu ada untukku. Yang tak
akan pernah meninggalkanku. Yang selalu mengetahui kebutuhanku dan
menyediakannya. Yang selalu mendengar keinginanku dan mengabulkannya. Yang
selalu mendengar keluh kesahku dan membantuku mengatasinya. Yang selalu cemburu
bila aku melupakannya walau sekejap mata. Yah, Dialah Sang Kekasih Sejati yang
kusadari cintaNya meliputi seluruh alam untukku..
Tentang jodoh. aku tak akan memusingkannya lagi. Seperti
halnya takdir lahir dan takdir mati. Tak akan mundur atau maju sedetikpun. Aku
yakin seseorang di luar sana telah diciptakan Allah khusus untukku. Bukankah
manusia diciptakan berpasang-pasangan..yaa kata-kata itu yang selalu kusimpan
dalam benakku. insyaAllah..
“Ya Allah aku memohon kepadaMu kecintaan kepadaMu, dan cinta
kepada orang-orang yang mencintaiMu, juga kepada amal perbuatan yang akan
mendekatkan diriku untuk mencintaiMu..” W
0 komentar:
Posting Komentar